Kramat 49 – GORONTALO – Meski kampus dan lembaga pendidikan Muhammadiyah memiliki identitas Islam, tapi sejatinya semua lembaga pendidikan Muhammadiyah itu bersifat inklusif atau terbuka.
Muhammadiyah memberi kesempatan seluas-luasnya bagi setiap suku, agama dan golongan apapun untuk belajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Salah satu contohnya adalah Romi Telenggen, mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO).
Mengambil studi Peternakan di Fakultas Sains dan Teknologi UMGO, putra pasangan Angginak dan Arinok itu mengisahkan kedatangannya kali pertama di Gorontalo pada 2015.
“Saya datang bersama Puluhan anak Papua untuk menimba ilmu dan saya memutuskan masuk UMGO atas arahan senior, lalu mengambil jurusan Peternakan,” ucapnya (29/9).
Menurut Remi, puluhan mahasiswa asal Papua yang kuliah di universitas Muhammadiyah itu merasa nyaman. Sebab para dosen dianggap penuh persahabatan dan penuh jiwa toleransi.
Remi dan kawan-kawan dari Papua diamanahi oleh Rektor UMGO untuk tinggal dan bekerja merawat isi dari Laboratorium Terpadu Pertanian Peternakan kampus UMGO baik itu sapi, kambing, ayam Kur, ayam petelur, ikan lele dan tanaman buah.
“Semuanya dirawat oleh Remi, semua yang berkunjung ke laboratorium akan ketemu dengan Remi. Ibarat Mbah Marijan juru kunci Gunung Merapi maka Remi-lah juru kunci Laboratorium terpadu UMGO,” tuturnya.
“Harapan Remi kepada perantau dan teman-temannya untuk berjuang di Gorontalo bisa sambil bekerja untuk mengurangi beban orang tua di Kampung,” imbuh Remi.
Sementara itu Rektor UMGO Abdul Kadim Masaong menyampaikan bahwa setiap kampus Muhammadiyah termasuk UMGO menjamin keberagaman tanpa diskriminasi. Apalagi di kampus itu terdapat berbagai mahasiswa dengan latar belakang suku, ras dan agama.
“Di sini selain Islam, ada juga Kristen, Hindu dan Buddha. Jadi Moderasi beragama itu tertanam di UMGO, tidak cuma teori tapi juga prakteknya langsung,” kata Abdul Karim Masaong.
“Begitupun di kampus-kampus Muhammadiyah seperti Universitas Muhammadiyah Kupang, UNIMUDA Papua Barat, Universitas Muhammadiyah Papua, merajut persatuan tak sebatas slogan tetapi Pendidikan yang memajukan dan mempersatukan,” tegas Abdul Karim Masaong.