AllInternasionalKhazanahNasionalNews

Amalan untuk Wanita yang Setara dengan Jihad dan Haji

KRAMAT49 NEWS, JAKARTA – Seorang wanita memiliki amalan yang setara dengan keutamaan jihad dan ibadah haji. Mantan Mufti Agung Mesir dan anggota Majelis Ulama Senior di Al Azhar, Syekh Ali Jumah, mengatakan Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa haji termasuk jihad di jalan Allah Swt.

Dia menjelaskan, Rasulullah SAW mengingatkan kepada umatnya bahwa ibadah haji dan jihad membutuhkan usaha yang sangat besar. Menurut dia, haji adalah jihad besar bagi umat Islam, baik anak-anak atau wanita, di mana jamaah akan mengelalami kelelahan yang luar biasa dalam perjalanan haji. Rasulullah SAW bersabda: 

السفر قطعة من العذاب “Safar adalah bagian dari siksaan.”

Syekh Ali Jumah menambahkan bahwa safar tidak berbeda sekarang dengan adanya sarana transportasi yang cepat dan pesawat, sehingga perjalanan haji masih merupakan bagian dari siksaan. Menurut Aisyah, haji itu merupakan amalan yang setara dengan keutamaan jihad. Dalam sebuah hadits, Aisyah bertanya kepada Nabi SAW: 

يا رسول الله أترانا قد حُرمنا أجر الجهاد في سبيل الله» فقال: جهادكن الحج

“Wahai Rasulullah, apakah engkau melihat kami kehilangan pahala jihad di jalan Allah?” Rasulullah berkata, “Jihadmu adalah haji”.

Daiyah di Kementerian Wakaf Mesir, Fatima Musa juga mengungkapkan amalan seorang wanita yang setara dengan keutamaan jihad dan haji. Menurut dia, Islam tidak merampas hak kaum wanita untuk bersama laki-laki bergandengan tangan dan melangkah maju dalam mencapai surga.  

Dalam pernyataan eksklusif kepada al-Balad, dia mengatakan bahwa Islam didasarkan pada keadilan dan memberikan setiap orang haknya untuk mengambil setiap jalan tertentu yang sesuai dengan perannya dalam masyarakat dan kemampuan psikologis dan fisiknya. Menurut dia, seorang wanita tidak dihalangi untuk meraup pahala.

Menurut dia, seorang ahli hadits perempuan, Asma binti Yazid bin As Sakan pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. Asma mendatangi Rasulullah, sementara beliau sedang duduk di antara para sahabatnya. Asma’ berkata: 

بأبي وأمي أنت يا رسول الله ، أنا وافدة النساء إليك، إن الله – عز وجل – بعثك إلى الرجال والنساء كافةً، فآمنا بك وبإلهك وإنا – معشر النساء – محصورات مقصورات، قواعد بيوتكم، ومقضى شهواتكم، وحـامــلات أولادكم، وإنكم- معشر الرجال – فُضلتم علينا بالجُمع والجماعات، وعيادة المرضى، وشـهـود الجنائز، والحج بعد الحج، وأفضل من ذلك الجهاد في سبيل الله – عز وجل – وإن الـرجــل إذا خــرج حاجـاً أو معتمراً أو مجاهداً، حفظنا لكم أموالكم وغزلنا أثوابكم، وربينا لكم أولادكم، أفما نشـاركـكـم الأجر والثواب؟!، فـالـتـفـت النبي إلى أصحابه بوجهه كله ثم قال: هل سمعتم مقالة امرأة قط أحسن من مساءلتها في أمر ديـنـهـا مــن هـذه؟ فقالوا: يا رسول الله ما ظننا أن امرأة تهتدي إلى مثل هذا. فالتفت إليها فقال: افهمـي أيتها المرأة وأَعلِمي مَن خلفك من النساء أن حسن تبعُّل المرأة لزوجها (أي حُسن مصاحبتها له) وطلبها مرضاته، واتـبـاعـهـا موافقته يعدل ذلك كله، فانصرفت المرأة وهي تهلل.

Aku korbankan bapak dan ibuku demi dirimu, wahai Rasulullah. Saya adalah utusan para wanita di belakangku kepadamu. Sesungguhnya Allah mengutusmu kepada seluruh laki-laki dan wanita, maka mereka beriman kepadamu dan kepada tuhanmu. Kami para wanita selalu dalam keterbatasan, sebagai penjaga rumah, tempat menyalurkan hasrat, dan mengandung anak-anak kalian.”

“Sementara, kalian kaum laki-laki  mengungguli kami dengan shalat Jumat, shalat berjamaah, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, berhaji setelah sebelumnya sudah berhaji, dan yang lebih utama dari itu adalah jihad fi sabilillah. Jika salah seorang dari kalian pergi haji, umroh, atau jihad maka kamilah yang menjaga harta kalian, menenun pakaian kalian, dan mendidik anak-anak kalian. Bisakah kami mendapatkan pahala seperti kalian?”

“Nabi kemudian memandang para sahabat dengan seluruh wajahnya. Kemudian beliau bersabda, Apakah kalian pernah mendengar ucapan seorang wanita yang lebih baik pertanyaannya tentang urusan agamanya daripada wanita ini? Mereka menjawab, Wahai Rasulullah, kami tidak pernah menyangka ada wanita yang bisa bertanya seperti dia.”

“Lalu Nabi menoleh kepadanya dan bersabda, Pahamilah, wahai Ibu, dan beritahu para wanita di belakangmu bahwa ketaatan istri kepada suaminya, usahanya untuk memperoleh ridhanya, dan kepatuhannya terhadap keinginannya menyamai semua itu. Wanita itu pun berlalu dengan wajah berseri-seri.”

sumber Republika

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

Related Articles

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker