KRAMAT49 NEWS, BANDUNG—Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung pada (9/12) meresmikan Gedung Auditorium yang diberi nama Auditorium KH. Ahmad Dahlan, menurut Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, pemberian nama gedung seperti nama tokoh pendahulu Muhammadiyah bukanlah sebuah pengkultusan.
Guru Besar Bidang Sosiologi Islam ini menegaskan, dalam tradisi Muhammadiyah kultus dianggap sebagai tradisi yang tidak baik. Mengutip Charles Kimball, Dadang menyebut salah satu faktor penyebab agama menjadi bencana adalah kuatnya kultus terhadap salah satu pimpinan.
“Kita menghormati Kiai Ahmad Dahlan sebagai orang yang paling berjasa, peletak batu pertama Muhammadiyah dulu. Oleh karena itu pantas diabadikan pada setiap momen, supaya menjadi tadzikra kepada kita, juga menjadi uswah hasanah bagi kita,” ungkapnya.
Semangat yang dimiliki oleh KH. Ahmad Dahlan sangat layak untuk diteladani, lebih-lebih oleh UMBandung yang baru ‘merangkak’. Dadang menceritakan, Kiai Dahlan dahulu demi untuk mengaji guru ngaji Muhammadiyah sampai rela menjual perabotan rumah tangga milik pribadinya.
Oleh karena itu ia berharap kepada seluruh civitas UMBandung untuk serius, fokus, dan tidak kendor dalam usaha. Dirinya juga mendukung usaha inovatif yang dilakukan oleh pimpinan kampus yang dinilai on the track. Karenanya bukan suatu yang mustahil pada lima tahun kedepan UMBandung mengalami perubahan signifikan dalam performance.
Sementara itu, Rektor UMBandung, Herry Suhardiyanto dalam sambutannya melaporkan, bahwa saat ini UMBandung sedang menyusung Rencana Strategis (Renstra) untuk tahun 2021 – 2025. Selain itu, untuk meningkatkan performa kampus UMBandung juga sedang mengalakan banyak kerjasama baik dengan pihak di dalam maupun luar negeri.
Termasuk dalam bidang inovasi yang digabung dengan kewirausahaan, UMBandung juga sedang mengembangkan inovasi bidang kriya, tekstil, dan beberapa olahan makanan inovasi yang menggunakan bahan dasar produk-produk lokal. Dalam bidang riset, akademik dan pusat studi, UMBandung sedang gencar melakukan penelitian dengan pendekatan lintas keilmuan.
“Kami juga sudah membentuk holding company untuk mewadahi teaching company, maupun bentuk lain yang meningkatkan relevansi dan mutu program akademik. Selain itu, holding company itu juga bertugas menggarap peluang dan menggali sumber pendapatan baru,” imbuhnya.
sumber Muhammadiyah