KRAMAT49 NEWS, MALANG – Menindaklanjuti MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Pimpinan Wilayah II Jawa Timur Perguruan Seni Budaya Beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah mengadakan sarasehan pendekar Tapak Suci se-Jawa Timur, Ahad (7/11).
Bertempat di Hotel Rayz UMM Hotel Malang, acara yang digelar hybrid itu berusaha merumuskan terobosan dan pelestarian pencak silat di era disrupsi.
Membuka acara, Ketua Pimpinan Pusat Tapak Suci, Chairul Muriman menekankan bahwa dalam membangun bangsa ini, kebersamaan adalah hal utama. Dirinya pun berpesan agar para kader memainkan peran vital merajut kebhinekaan dan persaudaraan di antara perguruan silat lainnya.
“Maka seluruh keluarga besar Tapak Suci baik itu pendekar, kader, dan siswa harus memiliki pandangan inklusif dan perilaku yang konstruktif di era globalisasi dan era disrupsi saat ini,” kata Chairul.
Menyambung Chairul, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Tapak Suci Jawa Timur, Sasmito Djati menyampaikan pesan senada.
“Sarasehan ini diharapkan melahirkan reaktualisasi ideologi Pancasila di tengah era disrupsi agar keutuhan bangsa tetap terjaga dengan baik. Tapak Suci memiliki tugas suci untuk mengawal Pancasila dan melestarikan pencak silat sebagai budaya bangsa,” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Tim Kerja sekaligus Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhamadiyah, Faozan Amar berharap Tapak Suci dapat mengukuhkan Ideologi Pancasila dalam aktivitasnya.
“Karena Pancasila merupakan pandangan hidup, ideologi negara, philosofische gronsdlag, dasar negara, jiwa dan kepribadian bangsa, serta pemersatu bangsa,” kata Faozan.
“Tapak Suci dapat di-reupdate untuk menjadi gerakan baru dengan membangun kepemimpinan profetik agar bangsa ini keluar dari kesenjangan sosial ekonomi dan dapat memecah mata rantai oligarki yang dapat mengancam ideologi Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah,” kata Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nazaruddin Malik memungkasi acara.
sumber Muhammadiyahorid