AllKhutbah

Enam Pilar Pemberdayaan Umat

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.  يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُم ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…

Alhamdulillah, atas nikmat dan karunia Allah pada siang hari ini kita masih dapat berjumpa untuk bersama-sama mengerjakan ibadah salat Jumat di hari yang sangat mulia ini dibandingkan hari-hari biasa lainnya yaitu Hari Jumat. Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Dan semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaat kelak di Yaumul Qiyamah.

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia..

Al-Qur’an mengajarkan agar kaum muslimin senantiasa mengembangkan diri dengan segenap potensi yang telah diberikan oleh Allah. Dalam sebuah ayat, dengan tegas Allah mengkonfirmasi bagaimana Dia menciptakan manusia sebagai makhluk terbaik dibanding makhluk lain yang Dia ciptakan.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ [٩٥:٤]

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Qs. at-Tin: 4)

Meski demikian, pengembangan potensi yang kita lakukan tidak boleh sekadar untuk konsumsi pribadi. Menjadi individualis dan eksklusif jelas sangat bertentangan dengan prinsip Islam yang mengedepankan kebersamaan dan kepekaan sosial. Bukankah Nabi telah menyampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain?

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.” (HR. Tabrani)

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia..

Oleh karena itu, kita sebagai umat Nabi Muhammad dengan semangat ukhuwah Islamiyyah harus memiliki kesadaran untuk bersama-sama memberdayakan masyarakat Islam. Berkaca pada kepemimpinan masa Nabi Muhammad, tujuan utama pemberdayaan umat adalah untuk menghantarkan masyarakat yang baldatun ṭayyibatun warabbun ghafur yaitu umat yang berada di dalam Negara yang baik dan diberkati oleh Allah. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tiang penyangga dan pilar utama. Al-Qur’an menunjukkan setidaknya ada enam pilar utama yang harus terpenuhi jika umat Islam ingin memberdayakan diri yaitu:

  1. Iman

Tiang penyangga yang utama dan pertama adalah iman. Begitu urgennya eksistensi iman ini sehingga tidak ada apapun lagi yang bisa menggantikannya. Oleh karena itu al-Qur’an mendahulukannya dibanding yang lain:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ [٢٤:٥٥]

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. An-Nur: 55)

Iman yang dimaksud disini bukanlah sekadar ucapan lisan namun disertai ketundukan dan kepatuhan yang kemudian puncaknya adalah amalan-amalan lahir maupun batin. Ini sesuai dengan definisi Iman:

تَصْدِيْقٌ بِالْقَلْبِ وَإِقْرَارٌ بِالِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ

“Membenarkan dengan hati, melafalkan dengan lisan, dan mengerjakan dengan anggota badan”

Iman yang patut dijadikan penyangga utama pemberdayaan bukanlah iman yang hanya sekadar pengetahuan nalar, atau sebatas ungkapan tentang Allah dan agama namun iman yang tumbuh dan berkembang lalu terpancang kuat melalui proses tafakkur pada alam semesta dan ayat-ayat-Nya sehingga dapat mendamaikan hati, menenangkan jiwa dan melahirkan insan-insan unggulan yang mampu menjadi panutan.

Jama’ah salat Jum’at yang berbahagia..

  • Amal Shaleh

Kata pepatah Arab, ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah. Maka benarlah firman Allah yang menyatakan bahwa orang yang tidak memiliki bekal amal akan merugi

وَالْعَصْرِ [١٠٣:١]إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ [١٠٣:٢]إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ [١٠٣:٣]

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Qs. Al-‘Ashr: 1-3)

Betapa pentingnya amal shaleh sehingga Allah sendiri mensyaratkan bahwa yang pantas mewarisi bumi ini adalah orang yang memenuhi kualifikasi al-ṣalāh.

أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ [٢١:١٠٥]

“Sesungguhnya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang shaleh.” (Qs. Al-Anbiya: 105

Yang dimaksud beramal shaleh disini bukanlah sebatas gerakan rakaat salat atau perihnya menahan lapar karena puasa namun tempat dimana kaum muslimin berlomba dalam menegakkan keadilan, menolong kaum yang lemah, menghapuskan penindasan, meratakan kemakmuran, menjamin ketentraman dan kedamaian, menghormati kebebasan nalar pikir dan akal budi, dan menyediakan iklim yang kondusif bagi pengembangan berbagai potensi yang bersifat positif. Maka amal shaleh yang seperti inilah yang mampu memberdayakan umat atas segala krisis yang tengah menimpa umat pada era saat sekarang ini.

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia…

  • Ilmu Pengetahuan

Ilmu tanpa amal bagai pohon tak berbuah, sebaliknya amal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Ilmu pengetahuan ibarat tulang punggung iman dan amal shaleh sehingga Islam menaruh atensi yang besar padanya. Ini terlihat dari wahyu pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad saat berada di Gua Hira dimana kata pertama yang Allah sampaikan adalah perintah untuk membaca

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ [٩٦:١]

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” (Qs. Al-Alaq: 1)

Membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan. Dengannya kita dapat mengetahui banyak hal di dunia ini sehingga membawa manfaat di dalam kehidupan kita. maka benarlah jika orang-orang yang berilmu diangkat derajatnya oleh Allah:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [٥٨:١١]

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”  (Qs. Al-Mujadilah: 11)

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia…

  • Jihad di Jalan Allah

Jihad juga menempati posisi penting dalam Islam, sebagaimana sabda Nabi

« رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ »

“Inti pokok segala perkara adalah Islam,  tiangnya adalah salat dan puncaknya adalah jihad.” (HR. Tirmidzi)

Definisi jihad pada masa kini tentu saja berbeda dengan jihad pada masa lalu. Masa kini, jihad lebih tepat bila didefinisikan dengan mengerahkan seluruh kemampuan dalam membela Islam demi meraih ridha Allah.

  • Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Sebagai seorang muslim kita diperintah oleh Allah untuk saling menasehati dan mengingatkan. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan mungkar adalah kewajiban bagi tiap-tiap muslim sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sebagaimana sabda Nabi “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman”

Dalam level yang lebih luas lagi, dakwah menjadi satu kebutuhan pokok bagi spiritual kaum muslimin sehingga harus ada diantara mereka yang berperan khusus dalam di dalamnya. Ini sesuai dengan firman Allah:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [٣:١٠٤]

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali Imran: 104)

Jama’ah salat Jum’at yang berbahagia…

  • Sabar

Setelah lima pilar di atas dilaksanakan, maka pilar yang terakhir sekaligus penyempurna dalam pemberdayaan umat yaitu bersabar. Sabar merupakan bekal terbaik dalam menghadapi setiap kesulitan dan masalah termasuk masalah yang muncul dalam pemberdayaan umat. Dengan sabar, segala upaya yang kita lakukan akan terarah dengan baik, tidak terkesan terburu-buru apalagi memaksakan.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…

Demikianlah khutbah pertama ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya. Aminn..

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…

Umat Islam pernah mengalami masa penuh dengan ketaatan ketika dipimpin oleh Nabi Muhammad. Umat Islam juga pernah mengalami masa kejayaan ketika dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin dan Khalifah dalam Dinasti Islamiyah. Namun kini umat Islam seperti kehilangan wibawa di tengah arus modernitas yang terus menggerus kesalehan dan ketaatan. Umat Islam seperti terombang ambing, tidak berdaya dalam menjaga kemuliaan Islam. Sabda Nabi

« يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ »

“Hampir saja beberapa bangsa berkumpul menyerangmu sebagaimana para undangan menyantap (makanan) yang ada di piring.” Lalu ada seorang yang bertanya, “Apakah ketika itu karena kita sedikit?” Beliau menjawab, “Bahkan kalian ketika itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian seperti buih yang ada di aliran air. Allah akan mencabut dari dada musuh kalian rasa takut kepada kalian, dan melemparkan ke dalam hati kalian wahn.” Kemudian ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu wahn?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)

Jamaah salat Jumat yang berbahagia…

Oleh karena itu marilah kita bahu membahu menjaga ukhuwah Islamiyah agar tetap erat dan kuat, tidak tercerai berai sehingga hanya mementingkan kepentingan kelompok atau bahkan kepentingan pribadi. Selain itu, diperlukan upaya-upaya pemberdayaan umat untuk mengembalikan semangat berislam yang teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jamaah salat Jum’at yang berbahagia…

Berbahagialah orang-orang yang senantiasa saling menasehati dan mengingatkan dalam kebaikan sementara di dalam hatinya tertanam kuat rasa cinta dan bangga kepada Islam. Semoga kita termasuk di antara orang-orang tersebut. Aminnn…

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ، اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

  Penyusun: Dewi Umaroh dan Ilham Ibrahim

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

Related Articles

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker