
KRAMAT49 NEWS, MAKASSAR—Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 1998 sampai 2005, Ahmad Syafi’I Maarif berpesan bahwa di abad kedua Muhammadiyah harus semakin gesit menghadapi perubahan zaman yang sulit terduga.
Tokoh Bangsa yang akrab disapa Buya Syafi’i ini menegaskan bahwa, Muhammadiyah punya pengalaman panjang dan luar biasa sebagai organisasi, termasuk dari segi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) tidak ada duanya di muka bumi dari segi jumlahnya.
“Satu-satunya yang punya amal usaha yang luar biasa hanya Muhammadiyah, tidak ada di Asia, Afrika, termasuk Eropa, tidak ada di Arab,” ucapnya pada (27/11) di acara Resepsi Milad ke-109 Muhammadiyah yang diadakan oleh Muhammadiyah Sulawesi Selatan.
Ia berpesan kepada kader penerus perjuangan persyarikatan supaya Muhammadiyah jangan sampai rusak, terlebih dirusak oleh kelompok-kelompok yang berbeda corak berfikirnya dengan Muhammadiyah.
Menurutnya, mengurus Muhammadiyah itu perlu keikhlasan akan tetapi pemimpin Muhammadiyah tidak boleh miskin. Ia khawatir jika pimpinan Muhammadiyah miskin akan susah fokus mengurusi Muhammadiyah, serta dikhawatirkan akan bermain macam-macam dengan amanah kepemimpinannya.
Sementara itu, Prof. Ambo Ase Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel) seakan menjawab pesan dari Buya Syafi’I. Dalam sambutannya Prof. Ambo menyampaikan gesitnya perkembangan Muhammadiyah di Sulsel, terutama dalam sektor pendidikan dan pengkaderan.
Pada awal kepemimpinannya pada tahun 2015, jumlah pesantren Muhammadiyah hanya 12 buah, saat ini sudah berjumlah 28 buah yang tersebar di berbagai daerah di Sulsel. Perkembangan lainnya, yaitu pertambahan jumlah Universitas.
Jika periode lalu, hanya ada Universitas Muhammadiyah Makassar dan Universitas Muhammadiyah Parepare, maka periode ini ada enam Universitas baru. Keenam Universitas tersebut merupakan peleburan dan perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Muhammadiyah.
Keenam Universitas baru tersebut yakni Universitas Muhammadiyah Sidrap, Universitas Muhammadiyah Palopo, Universitas Muhammadiyah Bone, Universitas Muhammadiyah Enrekang, Universitas Muhammadiyah Bulukumba, dan Universitas Muhammadiyah Sinjai.
Ada pula dua Institut, yakni Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai, yang merupakan perubahan dari STAIM Sinjai, dan Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Sidrap, yang dahulu masih dalam bentuk STIKES.
Politeknis Kesehatan Muhammadiyah Makassar merupakan peleburan dari beberapa Akademi, yakni ATRO Muhammadiyah Makassar, ATEM Makassar, dan AKL Makassar. Muhammadiyah Sulsel juga masih memiliki 1 Sekolah Tinggi, yakni STKIP Muhammadiyah Barru.
Selain menyinggung perkembangan Amal Usaha, Prof Ambo Asse juga menyinggung proses pembinaan kader yang dilakukan secara berkesinambungan di Sekolah dan Perguruan Tinggi, yang dilakukan melalui Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
sumber Muhammadiyah